Sabtu, 11 Desember 2010

Kepemimpinan Dengan Hikmah



Kepemimpinan Dengan Hikmah


Ajaklah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah,nasehat yang baik dan berdialoglah dengan cara yang lebih baik”.QS An Nahl :125




Jika saya bertemu dengan guru atau wakasek kesiswaan /kehumasan dalam sebuah pelatihan pasti ada saja keluhan mereka yang tidak harmonis dengan kepala sekolahnya.. Demikian juga jika jika saya sedang menjadi fasilitator untuk staff maupun karyawan,mereka juga mengaku selalu mengalami kesulitan beraktualisasi diri karena masing masing atasannya menjadi safe player,,orang Surabaya bilang “ amrih slamete ora usa neko neko”.(jika pingin aman jangan macam macam).”lantas bagaimana saya mengimplementasikan hasil dari pelatihan ini kank…?”


“Ajaklah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah,nasehat yang baik dan berdialoglah dengan cara yang lebih baik”.QS An Nahl :125


Hikmah antara lain mengandung arti : kandungan kebenaran berdasarkan ilmu dan akal pendapat al Raghib al Ashfahani. Dalam kitabnya Al Mufradart h. 127.

Kepemimpinan yang berhikmah dalam instansi atau perusahaan adalah membangun corporate culture yang membuat karyawan dengan bangga menjalankan filosofi nilai nilai perusahaan /instansi bersangkutan ,karena itu seorang pemimpin harus memiliki knowledge (ilmu ) & akal (Strategi)

Sekalipun pertimbangan :gaji dan benefit,prestisius ,prospek karir ,kesesuaian kompetensi, pendidikan dan lingkungan kerja yang sesuai. Merupakan Kriteria ideal bagi seorang karyawan. Namun bukan berarti hanya perusahaan / instansi ideal yang dapat mencetak kepemimipinan dengan hikmah .

“High Performance Culture “ harus dapat mendorong para karyawan /staff untuk berani terbuka dalam mengembangkan kinerjanya dan berkomunikasi mengembangkan ide ide kreatifnya.:

1. Setiap pertemuan periodik dengan segenap staff semestinya harus dapat memotivasi mereka agar bisa menyampaikan pendapat secara jelas, sistematis dan bisa dimengerti. Tentu saja follow up juga sama pentingya dengan menciptakan atmosfir “keterbukaan itu “.

2. Kebesaran hati setiap atasan harus dapat terwujud dengan kesediaan untuk mendengar/ menghargai saran dan kritik dari bawahannyaAtasan harus dapat menteladankan perilaku “memanusiakan manusia “. Suasana rapat tidak kaku formal dan instruksional melainkan merupakan suasana Coaching session dan Sharing Knowledge .Suasana kekeluargaan dan persahabatan tanpa kehilangan focus utama pengembangan kinerja.

3. Kedisipilinan kerja semestinya tidak hanya persoalan aturan ketat dan hukuman yang represif melainkan affective engagement yaitu menciptakan perasaan nyaman dan bangga dalam melakukan tugas.Keteladanan atasan dalam menjalankan aturan dan kedisiplinan yang sudah menjadi komitmen bersama harus menjadi karakter sang pemimpin .Kemampuan bekerja sampai tuntas dan tidak menunda pekerjaan adalah wujud dari work sharing.sementara .Delegation of authority diwujudkan dalam kemampuan mendiskusikan pengembangan dan perbaikan dengan rekan rekan di tempat kerja.

Kepemimpinan Dengan HIkmah oleh Kepala Sekolah harus tercermin dalam leadership skill meliputi kemampuan manajerial yang unggul dan memiliki kepribadian terpuji..Tercermin juga dalam External Business Focus meliputi :pemahaman wawasan pendidikan yang utuh,kemampuan meningkatan kualitas pendidikan disekolahnya dan kemampuan memberi manfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas…

Ajakan kepada Tuhan saja harus dengan knowledge dan strategy apalagi …..!