Berkomunikasi Bersama Siswa Menghadapi Guru Yang “Bawel”. { Dialog- Konseling (1)}

 



“ dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu Termasuk orang-orang yang zalim)”. Qs .Al An’am; 52. 

“Saya nggak tahu apa sih maunya guru itu semua dikomentari,cerewet banget sih begini nggak boleh ,pakai ini katanya nggak sopan ,menyebalkan...!,pantas banyak orang nggak suka termasuk guru yang lain,.begitulah kata hampir seluruh teman disekolah ini... !!!!"

“Bertemu dengan guru seperti ini tentu membuat perasaan siswa ,sebal ,merasa disalahkan ,tidak dihargai dan apabila ditegur terang  terang an dihadapkan banyak teman   tentu merasa dipermalukan. Anehnya guru bersangkutan tidak menyadarinya. Tidak jarang saat asyik ngobrol bareng  tiba tiba nyelonong dengan aneka macam kalimat khotbah yang nggak jelas ,ada saja yang dikomentari,ngomel tanpa kita tahu apa sih kesalahan kami...pokoknya juengkel”........

“Kita tahu sih dari perilakunya yang tidak seperti guru  lain dan tidak wajar itu,konon dia sih memang punya banyak masalah dengan keluarganya,tapi kan tidak harus  kita semua yang menjadi sasaran pelampiasan kejengkelan itu.”

“Saya juga kadang kasihan sering-kali teman teman yang berani ,langsung melawan,”ibu ini kenapa sih saya kan tidak salah...!!!”. Tapi ya tetap saja makin dilawan dia makin menjadi jadi,’siswa itu kan salah –benar tetap salah’”.semua siswa jika bertemu dia berusaha menghindar akan tidak berpapasan”.

“yang lebih parah adalah saat guru itu mulai dengan serangannya ,tiba tiba ditinggal pergi begitu saja,tidak sopan sih kesannya ,tapi bagaimana lagi daripada kami harus ribut”.Kalau saya sih pilih diam saja dia mau ngomong apa, selama saya tidak seperti apa yang dikatakan saya nggak ambil pusing ‘. Walau telinga ini panas sih rasanya.”Lantas saya harus bagaimana ,kank..?

Ok ,dik ...kamu yakin kan bahwa tidak mungkin mengubah cerewet dan memintanya untuk jadi guru baik baik dalam waktu singkat..?

“ya ,kank ...sepertinya sudah karakter pasti sulit.. ujung ujungnya malah bisa ribut dan buat sakit hati...!

“Baik ,kalau kamu tahu tidak bisa mengubahnya maka jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati  ambil saja kata kata yang mungkin penting bagi kebaikan kamu dari yang diucapkannya. Tadi kamu bilang itu pelampiasan dari perasaan tidak nyaman karena ada masalah di keluarga nya... jadi walau sebenarnya  ini tidak tepat ,cerewet itu mungkin sedikit melegakannya,mungkin jika kamu bisa ‘mengerti’ bisa jadi beliau akan menjadikanmu teman ”

“ya sih kank ,saya juga kadang kasihan...”

.” Bagus ..dik,kalau kamu bisa mengerti dan menghargai perasaannya sebagai orang yang bermasalah,karena itu tindakan diam mu itu menurut saya sudah tepat,dengan tidak membantah dan tidak meninggalkan pergi begitu saja itu sudah menjadi perhatian tersendiri bagi beliau kepada kamu..,mungkin suat saat dia bisa melihat kamu memang tidak pantas untuk menjadi sasaran kecerewetannya itu..”

‘Oh gitu ya kank,menurut saya sih memang begitu karena kadang dibalik bawelnya itu saya menangkap pesan  bahwa dia  memang bermaksud ‘mengingatkan ‘perilaku kami’ ....jadi sepertinya beliau pada dasarnya baik”..

“sip ,hebat kamu dik ...bisa melihat alasan dibalik perilaku seseorang... “

“Selanjutnya saya harus bagaimana  kank...?”

“Tetaplah ,pada kebaikanmu yang saat ini. .lalu berusahalah  untuk meningkatkan prestasimu,guru biasanya agak ‘segan’ untuk menyerang anak baik –baik sekaligus berprestasi. Teruslah belajar tingkatkan prestasi,berdoalah doakanlah gurumu  agar diberi kemudahan. Dengan demikian setidaknya kamu memiliki cara merespon -yang efektif  terhadap guru yang bawel!”.

“ok ,kank ,terima kasih...