
Itulah (karunia) yang (dengan itu)
Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas
seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". dan siapa yang mengerjakan
kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri
QS Asy Syura: 23
Lantas harus bagaimana ..?
Sebagai Guru Kesenian saya mencoba mengajaknya masuk ke grup Band sekolah ,karena
saya guru pembimbingnya saya melihat Stone adalah anak yang memiliki energi
tinggi dan bakat besar di dunia musik
karena itu pas jika ditempatkan sebagai
pemain drum. Dugaan saya tidak salah ,dia begitu menikmati permainan musik yang
dimainkan grup band bersama teman
temannya. Kecepatannya mengikuti ragam pukulan drum grup grup ternama membuat dirinya cepat
menerima instruksi yang saya berikan .Lambat laun dirinya pun bisa mengikuti
instruksi dan bisa bekerja sama dengan tim (rekan main band).
Setelah saya pelajari ternyata alasan Stone berperilaku demikian ;
1. Label
yang melekat pada diri Stone sebagai anak bermasalah dan keras kepala membuat
semakin memperkuat perilaku atas “opini ‘ yang dibicarakan orang sekitarnya. Padahal keras kepala yang
dilakukan lantaran teguh memegang prinsip sekaligus tidak terlatih
mengkomunikasikan gagasannya secara efektif. Sehingga sering menimbulkan
kesalah- pahaman bagi orang yang tidak bisa menerima kondisi Stone.
Cara terbaik
untuk berkomunikasi dengannya adalah memberikan kesempatan kepadanya untuk
menyampaikan gagasan yang dimiliki ,tidak dihakimi selanjutnya kami diskusikan “sepertinya
pada ketukan ketiga kamu pukul triple
drum itu secara beruntun ,improvisasi ini membuat lebih indah lagu yang
kita mainkan”.
Prinsip Budi Pekerti yang patut Kita
teladankan: “Bahwa seseorang akan lebih senang di minta melakukan sesuatu
daripada diperintah apalagi dengan bentakan dan label yang tidak menyenangkan,jadi
mulailah dengan meminta melakukan sesuatu bukan memerintah”.
2. Kritik
yang sering diucapkan orang sekitar terlebih dari orang yang dihormati dan
dicintai membuatnya selalu mesra sebagai orang yang paling berdosa dan
bersalah. Stone terlalu terfokus pada apapun kata orang tentang dirinya
termasuk kata –kata yang “merusak” harga
diri. Sehingga kalimat kalimat itu diinternalisasi sebagai kebenaran dan
menguat sebagai karakter bagi dirinya.
Karena itu dalam
pendekatan kepadanya: saya mencoba untuk
merasa senang atas penampilannya,kemudian saya ajak dia mendiskusikan
kesan yang muncul itu tanpa “berkonfrontasi”,kadang saya tepuk pundaknya untuk
meyakinkan dirinya bahwa kami bisa mengerti , selanjutnya saya tunjukkan
konsekuensi logis serta dampak akibat perilaku terhadap diri sendiri maupun
orang lain. Hal ini dapat menyentuh
perasaan dan sisi afeksi Stone.
Budi pekerti yang Bisa Kita Teladankan :” Setiap orang pada
dasarnya suka didengarkan dan
diperhatikan ,apalagi jika dimengerti masalahnya yang kadang masalah yang
tidak terlihat oleh diri sendiri”
.Jadi berupayalah
untuk mendengarkan keluhannya
,berikan pertanyaan atau pernyataan yang memperkuat dirinya untuk kejelasan
maksud, ajaklah siswa memiliki kemampuan melihat sisi lain dari suatu permasalahan.
Cara sederhana untuk mengajarkan
Stone untuk tidak menunda pekerjaan adalah menentukan sasaran yang harus
dicapai dalam waktu dekat sehingga dia terdorong untuk berinsiatif
menyelesaikan tugas nya tepat waktu.
Pada akhirnya Stone adalah sosok
yang bersahabat terutama sahabat dengan rekan se grup bandnya.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar