Senin, 28 Januari 2013

Mengajarkan Anak Berani Berani Bertanggung Jawab, (”Tertawa Saat Teman Membaca Ayat Suci”)








Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs Ali ‘Imran :31





Onar ,seorang siswa SMP  mendapatkan pesan dari orang tuanya untuk  menjadi anak baik baik di sekolah.  Sebagai orang tua tentu memiliki harapan besar terhadap masa depan anaknya. Namun sebagai anak SMP  tentu banyak persoalan yang dihadapi nya,mulai dari menyesuaikan diri dengan tata tertib sekolah,belajar menyukai guru yang bisa jadi tidak disukai banyak siswa sampai paling fatal melakukan tindakan yang melanggar norma .

Suatu saat  Onar bersama teman nya Ribut dan Gaduh  dikeluarkan dari kelas  lantaran saat pelajaran membaca Al Qur’an  mereka tertawa,kontan Guru yang mengajar marah besar. Onar cs pun  “digiring” menuju ruang Bimbingan Konseling  (BK)...
 


,untuk menjelaskan duduk persoalan tentang apa yang terjadi .Sedangkan Onar yang dirumahnya telah dibiasakan untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya menyadari bahwa yang dilakukannya memang salah namun sebagai anak yang bertanggung jawab Onar pun mengambil langkah: meminta maaf,mendengarkan nasihat,mengklarifikasi ,memberikan penjelasan  dan komitmen.


Meminta Maaf
--------------------
Pelajaran dari kedua orang tua Onar ,meminta maaf tidak akan pernah menurunkan Harga diri  seseorang walaupun bisa saja diri sendiri tidak bersalah. Apalagi jika perilaku seseorang “menciderai” persepsi positif ,meminta maaf perlu  dilakukan. “Maaf Bu saya dan teman teman memang salah tertawa saat  seorang teman melantunkan ayat suci”. Dengan meminta maaf secara tulus tentu saja Emosi  Guru BK yang mungkin saja tinggi akibat laporan guru Mapel , tiba tiba turun karena melihat ketulusan Onar  dalam meminta maaf.

Mendengarkan
---------------------
Setiap orang pada dasarnya senang didengarkan,apalagi jika pada saat posisi seseorang diduga melakukan kesalahan,maka mendengarkan pihak lain yang merasa terlanggar haknya jauh lebih efektif daripada membela diri. Menyadari  hal itu seperti halnya saat menghadapi “nasihat” orang tuanya dirumah Onar ,mendengarkan   keluhan ,nasihat guru BKnya dengan tenang ,simpatik dan tidak menginterupsi apapun sampai guru bersangkutan selesai bicara. Dengan pandangan teduh dan menunduk tidak sama sekali membuang muka atau mencibir nasehat gurunya. Dengan demikian sang guru pun merasa bahwa Onar CS benar benar  sudah benar benar tobat.

Mengklarifikasi
----------------------
“Jadi menurut bapak /ibu bahwa  tertawa saat ada orang membaca Al qur’an itu salah ya pak’.
Hal ini  dilakukan Onar untuk meyakinkan guru BK ,bahwa  Onar CS memahami,mengerti duduk persoalan yang menjadi keluhan guru saat  melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian muncul perasaan nyaman dan dihargai upaya nasihat yang dilakukan guru BK tersebut. Sehingga  Onar pun tidak dilabel sebagi anak yang suka bikin Onar.

Memberikan penjelasan
---------------------------------

Setelah melampaui beberapa tahapan tadi giliran  Onar menceritakan latar belakang serta alasan mengapa dirinya Gaduh dan Ribut cs nya itu  tertawa.  “ Sejak awal saya mencoba mendengarkan  lantunan ayat suci yang dibaca  Iman itu dengan khusuk,tiba tiba si Gimbul yang tepat duduk di sebelah saya Kentut lumayan keras,kedengaran kami bertiga ...disamping dirinya  tidak merasa bersalah,sambil senyum senyum kecil Gimbul seperti lega habis buang angin tanpa rasa bersalah sedikitpun ,melihat wajahnya yang unik itu sontak kami bertiga yang didekatnya spontan tertawa...!”. 


Walau Onar merasa bahwa spontanitas tertawa yang dilakukan itu bukan unsur kesengajaan untuk melecehkan  kegiatan belajar ,namun tidak dendam apalagi menyudutkan ,atau membela diri atas perilaku yang telah dilakukannya. Onar berkomitmen untuk lebih hati hati lagi saat mengikuti pelajaran ,termasuk komitmen di dalam diri Onar . Akhirnya Onar pun merasa lega karena  persoalan “insiden “ dikelas itu telah selesai.


1 komentar:

  1. Pendapat Dari Rkan Grup Padepokan Guru Indonesia (PAGI)

    Eddy Sulistianto :Lihat spion, mengapa yg 3anak ini tak terawasi olehku?
    15 jam yang lalu melalui seluler · Suka · 1

    Endang Aby Salman :Tidak harus marah. Karena Rasulullah sendiri tidak marah ketika ada yang menertawakan dakwahnya. Bersabar, beri pengertian, pencerahan tentang perihal yang baru saja mereka lakukan. Penjelasan akan pentingnya mendengarkan perkataan (dari siapa pun yang berbicara) terlebih ini adalah perkataan Allah SWT., itu jauh lebih efisien dari pada harus memarahi atau menghukumnya. Rasulullah saw. berhasil dalam berdakwah (mengajar) karena akhlaqnya (baca “budi pekerti”).
    5 jam yang lalu · Suka · 1

    Marjuni Msi: Dihampiri dan ditanyakan perihal apa yang terjadi dengan mereka hingga ketawa, kemudian diberi pengarahan dan tausiah!
    25 menit yang lalu · Suka · 1

    Hari Santoso Motivator :Terima kasih pak: Eddy Sulistianto, Endang Aby Salman, Marjuni Msi, kejadian di SMU surabaya dalam kasus ini guru agamanya lansgsung menampar salah satu murid yang ketawa lepas ini yang sebelumnya memang di label suka bikin "onar",walaupun pada akhirnya bisa saling memaafkan ,setelah dikemukakan alasan ketawa ..yakni melihat temannya 'buang angin seenaknya"sehinnga secara spontan 3 orang ini tertawa.
    14 menit yang lalu · Suka

    Endang Aby Salman: Hari Santoso Motivator:Ya Pak. Yang jelas (dan yakin) tidak akan ada manusia normal, yang akan menertawakan ketika ayat suci dikumandangkan, karena ada keyakinan itu merupakan Firman Tuhan, berdosa melakukannya. Maka, ketika ada oknum (saya katakan ini oknum) guru seperti ini, patut dipertanyakan kenormalannya.
    3 menit yang lalu · Suka

    BalasHapus