
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Qs Ali ‘Imran :31

Suatu saat Onar bersama teman nya Ribut dan Gaduh dikeluarkan dari kelas lantaran saat pelajaran membaca Al Qur’an mereka tertawa,kontan Guru yang mengajar
marah besar. Onar cs pun “digiring”
menuju ruang Bimbingan Konseling
(BK)...
,untuk menjelaskan duduk persoalan tentang apa yang terjadi
.Sedangkan Onar yang dirumahnya telah dibiasakan untuk mempertanggung jawabkan
segala perbuatannya menyadari bahwa yang dilakukannya memang salah namun
sebagai anak yang bertanggung jawab Onar pun mengambil langkah: meminta
maaf,mendengarkan nasihat,mengklarifikasi ,memberikan penjelasan dan komitmen.
Meminta Maaf
--------------------
Pelajaran dari kedua orang tua
Onar ,meminta maaf tidak akan pernah menurunkan Harga diri seseorang walaupun bisa saja diri sendiri
tidak bersalah. Apalagi jika perilaku seseorang “menciderai” persepsi positif ,meminta
maaf perlu dilakukan. “Maaf Bu saya dan
teman teman memang salah tertawa saat
seorang teman melantunkan ayat suci”. Dengan meminta maaf secara tulus
tentu saja Emosi Guru BK yang mungkin
saja tinggi akibat laporan guru Mapel , tiba tiba turun karena melihat
ketulusan Onar dalam meminta maaf.
Mendengarkan
---------------------
Setiap orang
pada dasarnya senang didengarkan,apalagi jika pada saat posisi seseorang diduga
melakukan kesalahan,maka mendengarkan pihak lain yang merasa terlanggar haknya
jauh lebih efektif daripada membela diri. Menyadari hal itu seperti halnya saat menghadapi “nasihat”
orang tuanya dirumah Onar ,mendengarkan keluhan ,nasihat guru BKnya dengan tenang
,simpatik dan tidak menginterupsi apapun sampai guru bersangkutan selesai
bicara. Dengan pandangan teduh dan menunduk tidak sama sekali membuang muka
atau mencibir nasehat gurunya. Dengan demikian sang guru pun merasa bahwa Onar
CS benar benar sudah benar benar tobat.
Mengklarifikasi
----------------------
“Jadi
menurut bapak /ibu bahwa tertawa saat
ada orang membaca Al qur’an itu salah ya pak’.
Hal
ini dilakukan Onar untuk meyakinkan guru
BK ,bahwa Onar CS memahami,mengerti
duduk persoalan yang menjadi keluhan guru saat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian muncul perasaan
nyaman dan dihargai upaya nasihat yang dilakukan guru BK tersebut.
Sehingga Onar pun tidak dilabel sebagi
anak yang suka bikin Onar.
Memberikan penjelasan
---------------------------------
Setelah
melampaui beberapa tahapan tadi giliran Onar menceritakan latar belakang serta alasan
mengapa dirinya Gaduh dan Ribut cs nya itu tertawa. “ Sejak awal saya mencoba mendengarkan lantunan ayat suci yang dibaca Iman itu dengan khusuk,tiba tiba si Gimbul
yang tepat duduk di sebelah saya Kentut lumayan keras,kedengaran kami bertiga
...disamping dirinya tidak merasa bersalah,sambil
senyum senyum kecil Gimbul seperti lega habis buang angin tanpa rasa bersalah
sedikitpun ,melihat wajahnya yang unik itu sontak kami bertiga yang didekatnya
spontan tertawa...!”.
Walau
Onar merasa bahwa spontanitas tertawa yang dilakukan itu bukan unsur
kesengajaan untuk melecehkan kegiatan
belajar ,namun tidak dendam apalagi menyudutkan ,atau membela diri atas perilaku
yang telah dilakukannya. Onar berkomitmen untuk lebih hati hati lagi saat
mengikuti pelajaran ,termasuk komitmen di dalam diri Onar . Akhirnya Onar pun merasa
lega karena persoalan “insiden “ dikelas
itu telah selesai.
Pendapat Dari Rkan Grup Padepokan Guru Indonesia (PAGI)
BalasHapusEddy Sulistianto :Lihat spion, mengapa yg 3anak ini tak terawasi olehku?
15 jam yang lalu melalui seluler · Suka · 1
Endang Aby Salman :Tidak harus marah. Karena Rasulullah sendiri tidak marah ketika ada yang menertawakan dakwahnya. Bersabar, beri pengertian, pencerahan tentang perihal yang baru saja mereka lakukan. Penjelasan akan pentingnya mendengarkan perkataan (dari siapa pun yang berbicara) terlebih ini adalah perkataan Allah SWT., itu jauh lebih efisien dari pada harus memarahi atau menghukumnya. Rasulullah saw. berhasil dalam berdakwah (mengajar) karena akhlaqnya (baca “budi pekerti”).
5 jam yang lalu · Suka · 1
Marjuni Msi: Dihampiri dan ditanyakan perihal apa yang terjadi dengan mereka hingga ketawa, kemudian diberi pengarahan dan tausiah!
25 menit yang lalu · Suka · 1
Hari Santoso Motivator :Terima kasih pak: Eddy Sulistianto, Endang Aby Salman, Marjuni Msi, kejadian di SMU surabaya dalam kasus ini guru agamanya lansgsung menampar salah satu murid yang ketawa lepas ini yang sebelumnya memang di label suka bikin "onar",walaupun pada akhirnya bisa saling memaafkan ,setelah dikemukakan alasan ketawa ..yakni melihat temannya 'buang angin seenaknya"sehinnga secara spontan 3 orang ini tertawa.
14 menit yang lalu · Suka
Endang Aby Salman: Hari Santoso Motivator:Ya Pak. Yang jelas (dan yakin) tidak akan ada manusia normal, yang akan menertawakan ketika ayat suci dikumandangkan, karena ada keyakinan itu merupakan Firman Tuhan, berdosa melakukannya. Maka, ketika ada oknum (saya katakan ini oknum) guru seperti ini, patut dipertanyakan kenormalannya.
3 menit yang lalu · Suka