Minggu, 29 November 2009

Prestasi Akademik dan Adversity Qoestions


Prestasi Akademik dan Adversity Qoestions

‘Dalam perjalanan pulang ImamGhazali. Menyimpan semua catatan ilmunya dalam sebuah kopor.ImamGhazali menggunakan metode pencatatan yang rapi.

Ditengah perjalanan di dicegat perampok tentu saja untuk menguras harta benda yang dibawanya.Saat menggeledah barang bawaaan beliau mereka bermaksud merampasnya karena dikira barang berharga namun setelah dibuka ternyata hanya seonggok kertas.

Lalu mereka bertanya : “Buat apa ini semua ?”

“Ini bermanfaat bagiku namun pasti tak berguna untukmu””.

Apa yang bisa kau dapatkan dari lembaran lembaran ini?”

Ini adalah hasil jerih payahku selama bertahun tahun menuntut ilmu. Jika kau ambil barang ini ,akan lenyaplah pengetahuanku dan akan sia sia hasil usahaku selam ini .

“Apakah benar semua yang kau pelajari dari kertas kertas itu “

“benar “

“Ilmu yang dapat dicuri pasti bukan ilmu “.

Rupanya beliau sadar selama ini metode yang dilakukan hanya seperti Beo . mengumpulkan ucapan ini itudan kemudian mengajarkannya
Setelah mendengar kata kata perampok itu beliau juga mulai mengembangkan metode berpikirnya.

Terhadap nasehat yang berharga itulah beliau berkomentar.”Sebaik baik nasehat yang menerangi jalan pikiranku dalam kehidupan ini adalah nasehat yang kudengar dari perampok n:”.
(Buku Ghazali Namah).

Saat ini jumlah sarjana yang mengganggur dan tidak dapat menghidupi diri sendiri sangat banyak.Bukan karena mereka tidak cukup ilmu melainkan mereka tidak dapat keluar dari jebakan ilmunya. Terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak memiliki keberanian untuk mencoba. Tidak memiliki inisiatif untuk memulai sesuatu yang baru. Karena kerangka berpikirnya sudah terkondisi konseptual.

Terlalu bangga dengan pencapaian angka angka akademik membuat para sarjana over estimate terhadap diri. Sehingga gengsi dan harga diri lebih diutamakan dari pada mempertahankan diri untuk kelangsungan hidupnya.Kesulitan dibayar dengan excuse untuk menyelamatkan diri dari celaan.Akibatnya hidup lebih banga dengan beragam alasan daripada sebuah karya .

Belajar dari Imam Ghazali seorang sarjana harus sanggup keluar dari penjara pikirannya sendiri. Melalui;

- Kesadaran diri.” Bahwa hidup harus dapat dibiayai sendiri’ Dengan demikian munculah keberanian untuk berjuang menghidupi diri sendiri. Tanpa gengsi.


_ Kesadaran berpikir:”Bahwa hanya berandai andai takkan dapat menggunakan kesempatan yang sudah diraih “

Kebesaran Hati : “ menerima saran kritik serta pertolongan dari orang lain’
Keberanian membuka diri :” jika peran apapun dilakukan sebenarnya merupakan sarana mengasah kompetensi.

“Orang besar memiliki kerendahan hati untuk menerima pelajaran hidup,walau dari orang yang tidak selevel sekalipun dengannya ‘. Cara mengasah keberanian menantang kehidupan adalah dengan berani menantang gengsi itu sendiri.Setinggi apapun ilmu anda “. Kank Hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar