‘Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya menetapkan dengan adil,sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik baik kepadamu ,sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat Qs An-Nisa 58
Seorang pemimpin terletak pada integritas dalam menjalankan amanah orang orang yang dipimpinnya. Artinya pemimpin adalah orang sanggup membuktikan kesungguhan menjaga trust yang telah dipercayakan kepadanya dengan membuktikan kesungguhan dari harapan orang orang yang telah memberi amanah kepadanya baik “stakeholder” maupun bawahannya,demikian sebaliknya . Maka ciri perilaku pemimpin pendusta dalam perspektif iman adalah sebagai berikut.
1. Menjaga “trust” serta berupaya memenuhi harapan orang orang yang dipimpinnya ,bahkan melampaui harapan orang yang dipimpinnya adalah bukti dari kemantapan imannya ,karena “…tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanah”.Jika ada seorang pemimpin mengaku beriman namun perilakunya melalaikan amanah yang diembannya sesungguhnya pemimpin itu mendustai imannya .
2. Seorang pemimpin tak pantas berkhianat,karena pemimpin yang beriman akan senantiasa men “deliver “ amanah kepada yang berhak atau memberikan amanah kepadanya,kendatipun orang orang yang dipimpinnya belum memiliki loyalitas total kepadanya. Seorang pemimpin yang mengkhianati orang yang mempercayai nya adalah pemimpin yang tidak memiliki integritas keimanan. “ Sampaikan barang amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu dan jangan kamu berkhianat terhadap orang yang mengkhianati kamu”.
3. Pemimpin yang baik seperti pengusaha yang mulia, artinya mengutamakan pelayanan prima /quality service untuk costumernya,kepentingan terbaik karyawannya dan melestarikan lingkungannya.Namun pemimpin yang mendustakan imannya adalah yang mementingkan dirinya sendiri,memerah keringat dan darah rakyatnya serta mengeksplorasi lingkungan alam tanpa batas sehingga mendatangkan banyak bencana.”umatku tetap dalam kescuian selama tidak menganggap amanat sebagai keuntungan dan tidak menganggap zakat sebagai sesuatu yang merugikan”.
4. Pemimpin diibaratkan seperti gembala,yang selalu memperhatikan keselamatan dan keutuhan dari masing masing yang digembalakannya.Maka pemimpin yang menimbulkan kesulitan /penderitaan dan perpecahan “rakyat “ yang dipimpinnya adalah pemimpin yang patut diragukan keimanannya. “kamu adalah pengembala dan kamu semua bertanggung jawab terhadap yang digembalakannya……..”
Sesungguhnya bukti keimanan tercermin dari perilaku “kesalehannya” dalam memberdayakan perekonomian /kesejahteraan rakyat,keselamatan rakyat dan kelestarian alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar