Blog ini digagas untuk mengajak mengenali dan mengamalkan nilai nilai luhur dari norma agama ,kebudayaan dan masyarakat sesuai konteks keIndonesia an .
Minggu, 04 April 2010
Islam Support Freedom of the Logical Thinking.
Islam Support Freedom of the Logical Thinking.
“Rosullah bersabda kepada Amru bin Ash : Putuskan perkara itu oleh anda sendiri!”
Lalu Amru bertanya :Apakah harus berijtihad sendiri, sedangkan anda masih ada ,ya Rosulullah ?
Nabi menjawab : Ya ! seandainya anda benar anda mendapat dua pahala dan seandainya anda salah anda memperoleh satu pahala”.
Potensi berpikir yang diberikan Allah Swt kepada manusia dapat mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik,makanya Allah berfirman Afala Tafakarun,Afala Taqilun;The real world ia all that actually exists , contrasted what exist only in the minds of human being.
Namun potensi berpikir yang berguna untuk pengambilan keputusan sering tidak optmal. Pewarnaan pola pikir ,state of mind adalah produk informasi yang diserap dan menjadi sistem keyakinan menjadi penyebabnya . Hal ini bisa terjadi karena pengalaman masa lalu .in doktrinasi.pendidikan dan hambatan mental yang diciptakan sendiri.
Karena itu para Nabi dan Rosul menanamkan ketauhidan terlebih dahulu sebelum beragama hukum Allah kepada umatnya. Agar umat memiliki kecerdasan berpikir.Bersyukur jika diberi kelimpahan rahmat dan bersabar jika ditimpa musibah. Allah selalu menyertai kita itulah prinsipnya. Sebagai pondasi state of mind.
Dengan meng optimalkan kesadaraan berketauhidan ,seseorang tidak akan menjadi sombong dengan dirinya karena hanya Allah yang Maha Besar . Tidak akan menjdi pengecut karena Allah Maha Penolong. Sehingga dalam pengambilan keputusan kecakapan analitical thinking .Berorientasi pada upaya dan tidak takut gagal.Dikarenakan setiap kejadian yang sudah merupakan diri sendiri dengan pertimbangkan dari segala sisi . Diyakini merupakan rencana Allah kepada hambanya ,takdir baik dan buruk !
Dalam agama islam tidak ada kepatuhan mutlak kepada pemuka agama tanpa petimbangan nalar . .Apalagi jika fatwa pemuka agama terhadap penafsiran ayat yang masih “bias” .Diragukan kebenarannya oleh hati nurani dan tidak logis pada etika universal. Rosulllah saja memberi hak untuk berfikir kepada Amru bin Ash. Bukankah Al Qur’an diyakini pemeluk agama islam bersifat Universal. You should first have sound logical reasoning.The reasoning which support your decision should follow your opening as logical out growth of it…
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh memberi sedekah atau ma’ruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridlaan Allah , maka kelak Kami menganugerahkan kepadanya pahala yang besar’. Qs, Nisa :114
Di Akhir zaman banyak orang fasih berdalil agama namun hanya sebatas mengeruk kepentingan pribadi dan golongan. Karena itu gunakan otak dan hati jangan mudah percaya ajaran yang diperkenalkan. Sangat boleh jadi mereka mengggunakan ajaran kebenaran untuk jalan menjadi orang terkenal…..
Ingat gunakan logika untuk berpikir logis sekalipun itu dalam agama . Al Qur,an petunjuk bagi yang masih hidup demikian juga amal ibadah bukan untuk orang mati…. Mungkin anda berpikir lain.!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar