Selasa, 21 Juli 2009

Robbanaa maa kholaqta…….



Pada saat krisis 1998,tiba tiba omset usahaku perlahan lahan mulai merosot. Sampai aku harus menutup beberapa jenis usaha utama seperti kafe tenda dan toko peracangan. Aku sendiri tidak mengerti mengapa pendapatan ku tiba tiba berantakan .Bangkrut !
Bagiku bangkrut /rugi itu adalah hal yang biasa dalam perdagangan. Namun yang tak bisa kuterima adalah memPHK seluruh karyawanku.Dan Seluruh asetku ludes juga…

Ya Allah , salah apa aku….

Aku tahu , membiarkan diri dalam kesedihan tidak akan menyelesikan masalah.Kesulitan lebih besar pasti bakal dating.

Hari demi hari aaku mulai cari lowongan kerja, sampai akhirnya aku mencoba. Menjadi sales freelance sebuah produk chemical.Dikarenakan penjualanku cukup bagus.Akupun mulai kerasan disana,aku terus meningkatka potensi diri, ikut seminar dan tergabung dalam asosiasi…

Sampai suatu saat aku ditawari oleh owner sebuah perusahaan consumer good menjadi area manager dikantor cabang yang akan dibuka…

Hingga kini bukan saja karirku melesat namun akupun bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Diam –diam pada suatu malam aku merenung seandainya krisis itu tak menghancurkan usahaku, mungkin….

“Robbanaa maa kholaqta hadza baathilan.Subhana faqinaa ‘adzaabannar”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar