Jumat, 14 Agustus 2009


Tak ada ajaran dendam

Ketika Suheil bin Amar tertangkap dan menjadi tawanan pada perang Badar.Umar bin Khattab datang menghadap Rosul SAW dan berkata :”Ya rosulullah ,izikan saya untuk mencabut dua gigi depan Suheil,agar dia tak lagi menjelek jelekan anda dalam pidatonya mulai hari ini ...!”

“Wahai,Umar “.”apakah anda senang jika di akherat kelak tubuh saya dirusak Allah ?’’.Jawab Rosul Saw.

“apa maksud perkataan anda, ya rosul ?”.

“Saya tidak sanggup mengabulkan permintaan anda ,karena nanti tubuh saya dirusak Allah,meskipun Saya Nabi.Dikarenakan saya mengijinkan kamu merusak tubuh orang lain.Mka jangan kamu rusak tubuh seseorang ,ya saudaraku ..!”


Kemudian Rosul menentramkan hati Umar sahabtnya.

Sambil menarik dan membisikan sesuatu:”Hai Umar,mudah mudahan saja esok lusa,pendirian Suheil akan berubah menjadi seperti yang anda inginkan.

Saudaraku insan mulia,kadang kebencian kita kepada musuh,rival ataupun atasan yang semena mena saat menjabat. Membuat kita berbuat tidak adil dan berhasrat menganiaya kepada mereka. Apabila orang yang kita benci itu sudah tidak berdaya ,bahkan jika berbalik menjadi bawahan kita.

Besarnya need of power membuat kita bisa semena mena dengan kekuasaan yang sudah kita punya.Akibatnya kita menjadi kehilangan kontrol diri.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari kejadian yang menimpa Suheil bim Amr adalah bahwa kemulyaan seseorang adalah kemampuannya berbuat adil.Yakni tidak melakukan penganiayaan pada orang yang tak berdaya. Tidak memendam kebencian yang sama.Serta dapat memberikan imbas ketenangan bagi rasa marah orang lain. Seperti Rosulallah SAW mengajarkannya kepada Umar bin khatab.

“Jangan memendam rasa dendam tatkala diperlakukan tidak layak oleh atasan.Karena anda berkemungkinan berada ditempat yang lebih layak.Serta perlakukan bawahan dengan baik jangan tebarkan dendam,karena mereka berkemungkinan menjadi atasan anda atau bahkan lebih kuasa dari anda” ,Kank Hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar