“Inilah kitab yang tidak patut diragukan, petunjuk bagi orang yang bertaqwa.”(QS2:2)
Dimasa kini , kitab suci hanya dianggap kitab yang disucikan.Kitab langit bagi orang yang suci , yang merasa tidak suci tidak boleh menyentuhnya. Maka manusia makin jauh dari perbuatan mulia yang suci karena enggan menggunakan kitab sucinya sebagai jalan kehidupan. Sehingga kelak hanya kitabnya yang masuk surga , dan pemeluknya masuk neraka.
Cukup banyak para nabi diturunkan kedunia, cukup banyak kitab suci mencerahkan jalan kebahagiaan. Namun sangat banyak manusia mengikari dan memilih melangkah menurut nafsunya sendiri. Mengandalkan kepastian logika nya sendiri. Meyakini konsep idealnya sendiri. Bahkan sampai pada akhirnya mengalami penderitaan karena ulahnya sendiri.
Boro- boro jalan kesucian yang didapat,justru jalan kepedihan yang diraih .
Realitas Visual
Kehidupan modern, tidak terlalu mempercayai berbagai teori dan konsep yang tidak dapat membuktikan kebenarannya saat itu.Mereka menuntut bukti instant dari sebuah konsep kebenaran. Sulit mempercayai perintah Allah SWT pada jalan kebaikan seperti kejujurannya ,misalnya.”Bagaimana bisa menegakkan kejujuran kalau untuk makan hari ini, saya betul betul tidak dapatkan ?”.The performative theory of truth.
Para Nabi dan sahabatnya selama memegang dan menyebarkan ajaran Allah bukan dimanja dengan kemudahan oleh NYa. Melainkan dihadang berbagai kesulitan , penderitaan ,kepedihan dan berbagai ragam kesulitan. Namun mereka tetap sangat patuh pda perintahNYa. Karena mereka yakin Allah tidak bakal menyengsarakan.Kepedihan &kesulitan adalah Challenge untuk menggapai kebahagiaan sejati, the real happines.
Realitas Tradisional
Konsep idealisme tentang jalan damai kehidupan,ayat –ayat motivasi dari pakar ilmu pengetahuan.Lebih sering dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan kehidupan. Akhirnya munculah berbagai teori kebahagiaan ditulis dan diikuti yang tidak jarang justru menjadi ajang bisnis (training ).
Konsep tradisional yang benar benar benar kuno tradisi turun temurun dipegang teguh sebagai pedoman hidup . Tanpa mau mengerti latar belakang tradisi itu muncul. Mereka meyakini sistem pemikiran The coherence theory of truth .
Padahal alQur’an dalam beberapa ayat nya menekankan pentingnya kemampuan analisa , afala tafakarun .., afala taqilun dsb. Lantas mengapa kita yang bisa begitu kritis meredefinisi kalam Allah menjadi tidak logis pada tradisi ?
Realitas Praktis
Kepraktisan menjadi tuntutan adaptasi di era percepatan perubahan sehingga manusia enggan menggunakan pengetahuan proses.Tuntutan kepraktisan cukup banyak membuat orang menjadi tidak bahagia karena alasan ajaran allah tidak praktis dijalankan.’Sholat kan bisa ditunda sampai sebelum habis waktunya. Pekerjaan kan penting.!” The pragmatic theory of truth.
Padahal menunda itu , penderitaan tersendiri. !, Al Qur’an mengajarakan “ jadikan shalat dan sabar menjadi penolongmu”. Tetapi manusia memaksakan diri mencari jalan yang lain.
Realitas Batin
Ucapan bahwa “ mengapa harus shalat kan yang penting batinnya ?”.Banyak orang mendambakan kemulyaan akal- budi bahkan tanpa menghiraukan arti agama itu sendiri.Tentu itu tidak bisa disalahkan karena Allah tidak pernah memaksakan hambanya untuk memeluk agama.. Tidak menyembahpun kepadaNya, manusia diberi hak untuk menikmati hidup.The correspondenece theory of truth.
Bagaimana mungkin batin bisa tenang, kalau kerinduan kepada Allah tidak serta merta meyakini ajaranNya?
Jika anda meyakini Allah sang Maha Pencipta ,semestinya anda meyakini anjuranNya melalui AlQur’an yang diberikan kepada semua manusia.Sampai kapanpun !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar